Lahirnya Demokrasi Part I
Demokrasi adalah sebuah tatanan pemerintahan yang bersumber dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
-Benjamin Franklin-
Dalam setting sosio-historisnya di Barat, Demokrasi lahir sebagai solusi dari dominasi gereja
—yang merupakan kolaborasi antara pihak gereja dan para penguasa/raja Eropa saat itu, yang otoritarian dan absolut sepanjang Abad Pertengahan (abad V-XV M) yang menghendaki tunduknya seluruh urusan kehidupan (politik, ekonomi, seni, sosial, dsb) kepada aturan-aturan gereja.
Para raja di Eropa saat itu mengklaim bahwa seorang penguasa adalah wakil Tuhan di muka bumi dan berhak memerintah rakyat sesuai kehendakNYA. Mereka beranggapan bahwa Tuhan telah memberi mereka kewenangan untuk membuat hukum sekaligus menerapkannya. Dengan kata lain, seorang penguasa/raja dianggap memiliki kewenangan mutlak untuk memerintah rakyat dengan peraturan yang dibuatnya sendiri, karena kekuasaan mereka berpijak pada kekuasaan yang bersumber dari Tuhan, bukan dari rakyat. Alhasil, dengan modal anggapan tadi serta memanfaatkan para rohaniawan/gereja, para raja secara leluasa bisa mendzalimi dan menguasai serta menghisap darah rakyat-sebagaimana halnya pemilik budak yang secara leluasa bisa menguasai budaknya.
Kemudian seiring berjalannya waktu terutama pasca terjadinya Revolusi Prancis, kondisi ini menimbulkan pergolakan dan konflik yang hebat antara para raja Eropa dengan rakyatnya sendiri, serta para filosofi dan pemikirnya yang telah bangkit dari "tidurnya". Mereka tidak mau lagi di dzalimi oleh rajanya atas nama Tuhan tadi itu.
Pada saat terjadi pergolakan tersebut, sebagian dari mereka mengingkari keberadaan agama secara mutlak, karena agamalah yang mereka anggap biang kerok pendzaliman kepada rakyat, dan sebagian yang lain masih mau mengakui keberadaan agama, tapi mereka mensyaratkan agar urusan-urusan duniawi dipisahkan pengaturannya oleh agama.
Klimaks dari pergolakan tersebut adalah disepakatinya sebuah kompromi/jalan tengah sebagai solusinya, yaitu; kehidupan/urusan-urusan duniawi (begitulah hakikat sekulerisme yang nantinya akan jadi akidah/dasar lahirnya demokrasi).
-Benjamin Franklin-
Dalam setting sosio-historisnya di Barat, Demokrasi lahir sebagai solusi dari dominasi gereja
—yang merupakan kolaborasi antara pihak gereja dan para penguasa/raja Eropa saat itu, yang otoritarian dan absolut sepanjang Abad Pertengahan (abad V-XV M) yang menghendaki tunduknya seluruh urusan kehidupan (politik, ekonomi, seni, sosial, dsb) kepada aturan-aturan gereja.
Para raja di Eropa saat itu mengklaim bahwa seorang penguasa adalah wakil Tuhan di muka bumi dan berhak memerintah rakyat sesuai kehendakNYA. Mereka beranggapan bahwa Tuhan telah memberi mereka kewenangan untuk membuat hukum sekaligus menerapkannya. Dengan kata lain, seorang penguasa/raja dianggap memiliki kewenangan mutlak untuk memerintah rakyat dengan peraturan yang dibuatnya sendiri, karena kekuasaan mereka berpijak pada kekuasaan yang bersumber dari Tuhan, bukan dari rakyat. Alhasil, dengan modal anggapan tadi serta memanfaatkan para rohaniawan/gereja, para raja secara leluasa bisa mendzalimi dan menguasai serta menghisap darah rakyat-sebagaimana halnya pemilik budak yang secara leluasa bisa menguasai budaknya.
Kemudian seiring berjalannya waktu terutama pasca terjadinya Revolusi Prancis, kondisi ini menimbulkan pergolakan dan konflik yang hebat antara para raja Eropa dengan rakyatnya sendiri, serta para filosofi dan pemikirnya yang telah bangkit dari "tidurnya". Mereka tidak mau lagi di dzalimi oleh rajanya atas nama Tuhan tadi itu.
Pada saat terjadi pergolakan tersebut, sebagian dari mereka mengingkari keberadaan agama secara mutlak, karena agamalah yang mereka anggap biang kerok pendzaliman kepada rakyat, dan sebagian yang lain masih mau mengakui keberadaan agama, tapi mereka mensyaratkan agar urusan-urusan duniawi dipisahkan pengaturannya oleh agama.
Klimaks dari pergolakan tersebut adalah disepakatinya sebuah kompromi/jalan tengah sebagai solusinya, yaitu; kehidupan/urusan-urusan duniawi (begitulah hakikat sekulerisme yang nantinya akan jadi akidah/dasar lahirnya demokrasi).
Komentar
Posting Komentar
Test.